Setiap
orang tua sering menekankan agar anak berprestasi atau menjadi juara secara
akademik di sekolah. Mereka menjadi juara dengan harapan ketika dewasa mereka
bisa memasuki perguruan tinggi yang bergengsi. Masyarakat mempunyai kepercayaan
bahwa sukses di sekolah adalah kunci untuk kesuksesan hidup pada masa depan.
Pada
kenyataannya kita tidak bisa mengingkari bahwa sangat sedikit orang-orang yang
sukses di dunia ini menjadi juara dimasa sekolah. Bill Gates (pemilik microsoft)
dan Tiger Word (pemain golf) adalah beberapa dari ribuan orang yang dianggap
tidak berhasil di sekolah, tetapi menjadi orang yang sangat berhasil
dibidangnya.
Kalau
IQ ataupun prestasi akademik tidak bisa dipakai untuk meramalkan sukses seorang
anak pada masa depan, lalu apa? Kemudian, apa yang harus dilakukan orang tua
supaya anak-anak mempunyai persiapan cukup untuk masa depannya? Jawabannya
adalah prestasi dalam kecerdasan majemuk (multiple intelligence) dan bukan
hanya prestasi akademik. Kemungkinan anak untuk meraih sukses menjadi sangat
besar jika anak dilatih untuk meningkatkan kecerdasan yang majemuk itu.
Dr.
Howard Gardner mengajukan delapan jenis kecerdasan sebagai berikut:
1.
Cerdas Bahasa - cerdas dalam
mengolah kata.
2.
Cerdas Gambar - memiliki imajinasi tinggi.
3.Cerdas
Musik - peka terhadap suara dan irama
4.
Cerdas Tubuh - terampil dalam mengolah tubuh dan gerak
5.
Cerdas Matematika dan Logika -cerdas dalam sains dan berhitung
6.
Cerdas Sosial - kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain
7.
Cerdas Diri - menyadari kekuatan dan kelemahan diri
8.
Cerdas Alam - peka terhadap alam sekitar
Selain
kedelapan kecerdasan tersebut, banyak pakar sepakat untuk menambah satu jenis
lagi kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini menekankan kepada
kita untuk menyadari makna eksistensi diri dalam hubungannya dengan pencipta
alam semesta.
Membangun
seluruh kecerdasan anak adalah ibarat membangun sebuah tenda yang mempunyai
beberapa tongkat sebangai penyangganya. Semakin sama tinggi tongkat-tongkat
penyangganya, semakin kokoh pulalah tenda itu berdiri.
Agar
menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki skor yang tinggi pada seluruh
kecerdasan mejemuk tersebut. Walaupun sangat jarang seseorang memiliki
kecerdasan yang tinggi disemua bidang, biasanya orang yang benar-benar sukses
memiliki kombinasi 4 atau 5 kecerdasan yang menonjol.
Ilmuwan
Albert Einstein, selain terkenal jenius dibidang sains, ternyata juga sangat
cerdas dalam bermain biola dan Matematika. Demikian pula Leonardo Da Vinci yang
memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam bidang olah tubuh, seni, arsitektur,
Matematika, dan Fisika.
Penelitian
menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup bagi seseorang untuk
mengembangkan kecerdasannya secara maksimal. Justru pesan orang tua dalam
memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung jauh lebih penting
dalam menentukan perkembangan kecerdasan seorang anak.
Jadi,
untuk menjamin masa depan anak yang berhasil, kita tidak bisa menggantungkan
pada sukses sekolah semata. Orang tua harus berperan sebaik mungkin untuk
menentukan dan mengembangkan sebanyak mungkin kecerdasan yang dimiliki oleh
setiap anak.
bagus..
BalasHapus